selamat datang sahabat-sahabat yang peduli pendidikan..

Ada Untuk Berbagi,.
Terlahir untuk berproses...
Salam Pendidikan Berkualitas...

Kamis, 07 Oktober 2010

Resume Pertemuan Ke-3 Analisis Rasio Keuangan

Tugas Resume Manajemen Keuangan Pertemuan Ke-3
“Analisis Rasio Keuangan”
Sumber Buku Referensi :
Manajemen Keuangan, Penulis
Prof. Dr. Ridwan. Sundjaja, Drs., MSBA
Dra. Inge Barlian, Ak., Msc.


Oleh Kelompok 6 :
1. Jatu Tri Hardiyanti
2. Tuti Alfiani
3. Uqoilah

MANAJEMEN PENDIDIKAN 2009
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


Penggunaan Rasio Keuangan
•Laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah, pemasok dan kreditur, pemilik perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan.

•Analisa rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan.


Rasio Likuiditas
•Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo.
•Tiga ukuran dasar dari likuiditas yaitu :

1.Modal Kerja Bersih
Merupakan alat ukur likuiditas yang diperoleh dari aktiva lancar dikurangi pasiva lancar.

2.Rasio Lancar
Merupakan alat ukur likuiditas yang diperoleh dengan membagi aktiva lancar dengan pasiva lancar.

3. Rasio Cepat
Adalah sama dengan rasio lancar kecuali tanpa memperhitungkan persediaan yang dianggap sebagai aktiva lancar yang kurang likuid.


•Dari ketiga alat ukur likuiditas tersebut, jika semakin tinggi nilainya maka likuiditas perusahaan semakin baik

•Kelebihan likuiditas akan mengurangi resiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo dan akn mengurangi laba.

•Jadi biaya untuk meningkatkan likuiditas merupakan pertukaran antara laba dan likuiditas.


Rasio Aktivitas
•Digunakan untuk mengetahui kecepatan beberapa perkiraan menjadi penjualan atau kas.

•Rasio yang dipakai untuk mengukur aktivitas, yaitu :

1.Perputaran Persediaan, yaitu mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan.

2.Perputaran Piutang, yaitu mengukur perbandingan penjualan perusahaan dan besarnya piutang yang belum ditagih.

•Jika perusahan mempunyai kesulitan dalam penagihan, maka perusahaan mempunyai saldo piutang yang besar dan rasionya rendah. Sebaliknya jika perusahaan mempunyai kebijakan kredit dan prosedur penagihan yang baik maka saldo piutang rendah sehingga rasionya tinggi.

3.Rata – Rata Periode Tagih, adalah jumlah rata – rata waktu yang diperlukan untuk menagih piutang.
•Rasio ini bermanfaat untuk mengevaluasi kebijakan pinjaman dan kebijakan penagihan.

4.Rata – Rata Periode Bayar, adalah jumlah rata – rata waktu yang dilakukan untuk melakukan hutang dagang.

•Kesulitan dalam perhitungan rasio ini adalah mencari pembelian tahunan yang nilainya tidak dapat diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan.

•Pembelian tahunan secara teknis adalah pembelian kredit tahunan yang digunakan untuk menghitung rasio tersebut.
5.Perputaran aktiva tetap, merupakan alat ukur efisiensi dimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya untuk menghasilkan penjualan.

6.Perputaran Total Aktiva, menunjukkan efiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.

•Semakin tinggi perputaran aktiva maka semakin efiensi pula penggunaan aktiva tersebut.

Rasio Hutang
•Seorang analisis keuangan berkepentingan dengan hutang jangka panjang sebab perusahaan harus membayar bunga dalam jangka panjang dan pokok pinjamannya.

•Pemberi pinjaman juga berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar hutang, sebab semakin banyak hutang perusahaan maka semakin tinggi kemungkinan perusahan tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur.

•Lebih banyak hutang perusahaan yang digunakan dalam kaitannya dengan total aktiva, lebih besar lagi pengaruh keuangan yaitu sejumlah hasil dan resiko yang ditimbulkan melalui penggunaan beban tetap keuangan seperti hutang dan saham preferen. Dengan kata lain semakin besar pengaruh keuangan yang digunakan perusahaan maka semakin besar hasil dan resiko yang diharapkan.

•Salah satu cara untuk mengukur hutang dilihat dari tingkat jumlah hutang, yaitu dengan mengukur seluruh kekayaan perusahaan.

Rasio hutang
Adalah mengukur besar total aktiva yang dibiayai oleh kreditur perusahaan. Semakin tinggi resiko tersebut maka banyak uang kreditur yang digunakan oleh perusahaan untukmenghasilkan laba.

Rasio hutang terhadap ekuitas
Yaitu perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal pemegang saham perusahaan.

Kemampuan melunasi hutang
Yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran hutang sesuai perjanjian berdasarkan jadwal selama umur hutangnya. Dalam hutang tersebut terdapat kewajiban tetap yaitu membayar bunga dan pokok pinjaman.

Kemampuan perusahaan untuk membayar biaya tetap diukur menggunakan rasio mampu. Rasio mampu yang tinggi lebih disukai tetapi terlalu tinggi rasio tersebut ( diatas rata – rata ) menunjukkan adanya kewajiban tetap yang tidak digunakan dengan baik. Sebaliknya semakin rendah rasio mampu, maka perusahaan lebih beresiko untuk tidak dapat membayar kewajiban tetapnya.

Dua rasio mampu, yaitu :

•Rasio mampu bayar bunga
Rasio ini mengukur berapa kali kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban berupa bunga dari hasil laba sebelum bunga dan pajak. Semakin tinggi rasio maka semakin baik kemampuan perusahaan membayar bunga.

•Rasio mampu bayar kewajiban tetap
Rasio ini mengukur berapa kali kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban tetapnya, seperti bunga dan pokok pinjaman, pembayaran sewa guna usaha dan dividen saham preferen dari hasil laba sebelum bunga dan pajak serta pembayaran sewa guna usaha. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik kemampuan perusahaan membayar kewajiban tetapnya.

Rasio Profitabilitas
Alat yang umum digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas dihubungkan dengan penjualan yaitu laporan laba rugi dalam persentase yang umum yaitu laporan laba rugi dimana setiap posnya dinyatakan dalam persentase penjualan. Pada laporan laba rugi dalam presentase yang umum, setiap unsur dinyatakan sebagai persentase penjualan, sehingga memudahkan evaluasi hubungan antara penjualan dan pendapatan tertentu serta biaya. Laporan laba rugi dalam persentase yang umum bermanfaat untuk membandingkan kinerja dari tahun ke tahun.

Rasio profitabilitas yang dapat dibaca dari laporan laba rugi dalam persentase yang umum :

a. marjin Laba Kotor, adalah ukuran presentase dari setiap hasil sisi penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi marjin laba kotor, maka semakin baik dan secara relatif semakin rendah harga pokok barang yang dijual.

b. Marjin Laba Operasi, adalah ukuran presentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak; atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Marjin laba operasi mengukur laba yang dihasilkan murni dari operasi perusahaan tanpa melihat beban keuangan (bunga) dan beban dari pemerintah (pajak).

c. Marjin Laba Bersih, adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.

d. Hasil Atas Total Asset (HAA), adalah ukuran keseluruhan keefektifan .

e. Hasil atas ekuitas (HAE), adalah ukuran hasil yang diperoleh pemilik (baik pemegang saham preferan dan saham biasa) atas investasi di perusahaan. Semakin tinggi hasil semakin baik.

f. Pendapatan Per Saham (PPS), perusahaan biasanya menjadi perhatian dan pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajemen. PPS menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan dari setiap lembar saham biasa. Hal ini tidak menunjukkan pendapatan yang nyata dibagikan kepada pemegang saham.