selamat datang sahabat-sahabat yang peduli pendidikan..

Ada Untuk Berbagi,.
Terlahir untuk berproses...
Salam Pendidikan Berkualitas...

Jumat, 25 Juni 2010

mungkinkan facebook dipersalahkan?

Mungkinkah Facebook bersalah???

Oleh : Tuti Alfiani
Facebook, situs jejaring sosial yang tidak lagi menjadi tabu di tengah-tengah banyak kalangan. Salah satu hasil dari majunya teknologi ini mulai ada sejak tahun 2004, namun di Indonesia mulai dikenal pada tahun 2006. Tercatat hingga tahun 2010 jumlah pengguna facebook dunia telah mencapai 370 juta pengguna, yang kemudian lazim disebut facebookers. Di Indonesia saja facebook begitu menjadi primadona situs jejaring sosial. Salah satu situs website mengklaim jika jumlah facebookers di Indonesia hingga tanggal 1 Januari 2010 telah menembus angka sekitar 15.301.280 pengguna dan masih dimungkinkan pengguna facebook di Indonesia akan terus melesat jumlahnya.
Melihat antusiasme masyarakat terhadap hadirnya situs jejaring sosial facebook, tidak terlepas dari manfaat-manfaat dan kemudahan untuk mengakses akun facebook. Pada masa-masa sebelum facebook hadir telah banyak situs-situs sejenis seperti friendster , namun perkembangan penggunanya tidak sepesat facebook. Belakangan ini friendster perlahan-lahan kurang diminati oleh masyarakat, karena layanan dan tampilan pada akun facebook jauh lebih lengkap dan menarik jika dibandingkan dengan friendster. Inilah alasan logis mengapa penguna facebook kian meledak jumlahnya dari hari ke hari.
Teknologi diciptakan sudah pasti dalam rangka mempermudah aktifitas manusia, tidak terkecuali facebook. Facebook hadir sebagai tempat untuk mempermudah menghubungkan manusia satu dengan manusia lain dalam ruang lingkup yang luas dan tidak terbatas. Individu dapat memperbanyak teman, menemukan teman-teman atau kerabat yang mungkin sejak lama tidak bertemu, dapat menjalin kembali silaturahmi, mendapat informasi dan pengetahuan karena setiap pengguna dapat membagikan info atau pengalaman-pengalaman yang dapat menginspirasi pengguna lainnya secara mudah. Tidak sedikit pula facebooker yang menemukan jodoh bermula dari facebook. Dari segi komersil, facebook juga menjadi magnet sebagai wadah untuk ajang bisnis, terbukti dengan menjamurnya bisnis-bisnis online, dengan facebook transaksi jual beli semakin mudah dilakukan dan fleksibel karena dapat dilakukan kapan dan dimana saja tanpa terikat tempat maupun waktu. Kemudian masyarakat mengakui layanan unggulan yang membuat facebook begitu “booming” adalah chatting. Hanya dengan sebuah akun si pemilik akun dapat melakukan chat serta layanan-layanan yang mudah diakses lainnya. Jadi tidak mengherankan jika facebook mudah “terkenal” dan begitu diminati.
Terlepas dari manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari facebook, rasanya tidak bijaksana jika kita tidak memikirkan dampak dari mengakses facebook. Tentu saja setiap apa yang tercipta pasti memiliki manfaat dan konsekuensi yang seharusnya menjadi pertimbangan agar tidak mengakibatkan dampak yang tidak baik, atau setidaknya meminimalisir hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Adanya kasus-kasus yang muncul berkaitan dengan facebook, seperti penculikan gadis dibawah umur, transaksi manusia, aksi saling fitnah maupun memaki yang mengakibatkan salah satu dari pengguna terjerat kasus hukum maupun kasus lainnya yang mengabaikan nilai dan etika dalam masyarakat, perlu diperhatikan semua pihak, baik oleh individu pengguna facebook maupun pihak yang berwenang yang terkait dengan media komunikasi tersebut. Tentu sebagai masyarakat yang mengakui dan merasakan betapa perlunya teknologi informatika, kita harus mampu melihat dengan jeli, jika arus teknologi tidak dapat dibendung keberadaannya.
Jadi siapakah yang bersalah dan pihak mana yang harus bertanggungjawab? mungkinkah facebook dapat dipersalahkan?. Setiap individu pasti memiliki jawaban yang berbeda dan variatif antara satu dan lainnya. Tidak ada jawaban mutlak untuk pertanyaan tersebut, yang ada hanya suatu kerelatifan berdasarkan bagaimana cara manusia mamandang dan menilai tentang keberadaan facebook. Munculnya wacana jika keberadaan facebook akan ditiadakan, menjadi prokontra ditengah-tengah masyarakat. Sebagian masyarakat menganggap facebook hanya membawa kemudaratan, sedangkan sebagian pihak lainnya merasa keberadaan facebook sangat bermanfaat. Jika kita melihat tujuan dan manfaat dari facebook tentu banyak pihak yang mengakui keberadaannya sangat membantu dalam hubungan komunikasi dengan manusia satu dengan manusia yang lain. Bagi banyak pihak yang merasakan manfaat facebook menganggap kasus-kasus yang belakangan ini muncul disebabkan tindakan yang berlebihan dari individu pengguna facebook yang mengabaikan nilai-nilai berkomunikasi dalam masyarakat. Reaksi muncul dikarenakan ada aksi, jika masing-masing individu pengguna saling mengindahkan norma-norma bermasyarakat tentu saja kasus-kasus yang muncul tidak bermunculan. Kemudian peran serta keluarga dalam pengawasan anak-anaknya dalam mengakses internet tentu sangat menunjang dalam perkembangan psikologis dan mental anak dalam menyikapi keberadaan kemajuan teknologi, agar anak-anak mengerti tujuan dan fungsi dari adanya teknologi tersebut. Sehingga diharapkan setiap pengguna kemajuan teknologi mampu mempertimbangkan baik-buruknya teknologi yang tercipta di tengah-tengah masyarakat. Kembali, mungkinkan facebook bersalah?, mari memandang secara bijaksana, menilai segala aspek sesuai objek bukan berdasar subjek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar