Resensi Buku
Judul : Manajemen Pendidikan Nasional
Karangan : Prof. Dr. H.A.R Tilaar, M. Sc. Ed
Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA
Cetakan : ke-3
Tempat dan Tahun Terbit : Bandung, 2003
Tebal Buku : 215 halaman
MANAJEMEN PENDIDIKAN NASIONAL “Kajian Pendidikan Masa Depan”
Karya dan pemikiran Guru Besar Universitas Negeri Jakarta ini, merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi pendidikan nasional. Buku Manajemen Pendidikan Nasional “ Kajian Pendidikan Masa Depan” yang terdiri dari empat bagian dan termuat dalam sepuluh bab membuka cakrawala pendidikan nasional dengan kerangka pemikiran yang kritis dalam upaya pembangunan nasional. Disajikan secara sistematis dengan dinamika permasalahan yang dikaji secara teoritis. Menurut Prof. H.A.R Tilaar, M. Sc. Ed, pendidikan adalah kunci dari semua aspek kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik berkaitan dengan pendidikan. Perubahan sosial hanya bisa terjadi melalui pendidikan, serta meningkatkan kapasitas manusia tidak dapat melalui kekuasaan, tetapi pendidikan. Pada awal bab, penulis akan membawa pembaca pada peranan manajemen pendidikan nasional yang sangat penting karena bukan saja pendidikan itu merupakan kebutuhan dasar manusia Indonesia, bahkan merupakan salah satu dinamisator yang merupakan suatu aspek dari proses pendidikan tersebut. Manajemen pendidikan haruslah merupakan subsistem dari manajemen pembangunan nasional, dimana tugas dari pendidikan adalah untuk mengembangkan kesadaran atas tanggung jawab setiap warga Negara terhadap kelanjutan hidupnya, bukan saja terhadap lingkungan masyarakat dan negaranya tapi juga terhadap umat manusia. Kecenderungan yang mewarnai kehidupan umat manusia pada dewasa ini adalah ke arah dunia yang lebih mementingkan nilai-nilai kemanusiaan baik dalam usahanya untuk pengaturan kehidupan politik maupun sosial ekonomi. Tilaar mengembangkan pemahamannya tentang pendidikan bahwa manajemen sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS) dan sistem pendidikan dan pelatihan nasional manajemen sistem pendidikan nasional (SISDIKLANTAS) adalah suatu kebutuhan masa depan.
Pada bab selanjutnya, penulis memberikan gambaran mengenai manajemen pendidikan dasar dan pembangunan daerah serta menyajikan isu pokok manajemen pendidikan dasar seperti halnya sentralisasi dan desentralisasi. Disertakan pula data-data yang akurat dari berbagai sumber yang dilengkapi dengan tabel-tabel yang mempermudah pembaca memahami maksud dan tujuan dari penulis. Mengulas UU tentang SISDIKNAS serta peraturan perundang-undangan yang terkait pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Dibahas secara garis besar masalah penyelenggaraan pendidikan dasar dilihat dari berbagai aspek, seperti politis, teknis edukatif dan budaya. Menurut Tilaar yang tertulis pada bab tiga tentang fungsi dan peranan SISDIKNAS yang memiliki beberapa aspek seperti menjadi tiang sanggah dari kesinambungan masyarakat dan dinamika dari kehidupan nasional itu sendiri adalah proses pencarian jati diri lembaga pendidikan, dimana terjadi proses perubahan tata nilai kehidupan masyarakat Indonesia. Kasus yang diangkat pada bab ini adalah Lembaga Pendidikan PGRI yang dituntut agar mampu merumuskan jati dirinya dan menjabarkan untuk dapat menngisi dan mengembangkan SISDIKNAS. Selanjutnya, Tilaar membahas mengenai peranan Pendidikan Tinggi, dimana dunia akademik memiliki peranan yang sangat strategis dalam menumbuh kembangkan kehidupan demokrasi atau keterbukaan dan tidak hanya menjadi penonton atau mungkin pengritik kejadian-kejadian sosial yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Dari buku ini kita dapat mengetahui jika banyak hal yang perlu ditonjolkan dalam pembangunan dan pengelolaan yang Perguruan Tinggi di masa depan agar Lembaga perguruan tinggi dapat berfungsi sebagai mana suatu pranata sosial yang mendukung pencapaian cita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang terbuka yang adil dan makmur. Mengapa pengelolaan Perguruan Tinggi penting?? Pada bab ini akan terjawab pertanyaan tersebut. Pendidikan di daerah terpencil, juga diasjikan secara sistematis dengan peraturan perundangan yang mengikatnya, serta data-data yang menunjang bagi pemahaman pembaca. Pada bab ini , kita dapat menjumpai alasan atau pertimbangan mengapa pendidikan di daerah terpencil perlu perhatian khusus. Tilaar menyuguhkan pemikiran dan terobosan dalam pengelolaan tersebut, tabel-tabel yang disajikan sebagai pembanding seperti alokasi dana pendidikan, kemiskinan, investasi pendidikan, indeks pengembangan manusia. Menurutnya tujuan dari pendidikan di daerah terpencil dalam jangka pendek dan menengah adalah mengangkat martabat manusia pada kehidupan lebih layak, serta ikut aktif dalam pembangunan nasional.
Setelah membahas pendidikan di daerah terpencil, Tilaar memngajak pembaca untuk dapat mengetahui keberadaan dan manfaat sistem pendidikan nasional bagi masyarakat industry modern. Menurut pengamatan penulis, dunia pendidikan mengalami empat krisis pokok, yaitu kualitas, relevansi atau efisiensi eksternal, elitisme dan manajemen . Kemudian penulis menjabarkan transformasi poros-poros masyarakat dalam upaya menuju masyarakat industry dengan dikaitkannya peran dan funsi sistem pendidikan nasional. Pada dua bab sebelum terakhir berisi tentang bagaiman analisis sang penulis mengenai supply dan demand dalam manajemen pendidikan Indonesia. Berdasarkan data-data yang disajikan, terjadi kesenjangan antara supply dan demand. Angka partisipasi dan bertambahnya lulusan perguruan tinggi belum dengan sendirinya meningkatkan produktivitas kerja karena adanya pengangguran sarjana yang semakin meningkat. Dipaparkan salah satu alasan jika mahasiswa lebih menyenangi program studi professional dibanding dengan program teknologi atau pertanian. Di akhir bab, penulis mengemukakan tentang ciri-ciri khas pendidikan nasional Serta implikasinya terhadap manajemen pendidikan. Secara terperinci Tilaar menjelaskan dimensi-dimensi manajemen pendidikan sebagai aspek pembangunan nasional, yaitu dimensi ideology, political, teknikal dan pembangunan yang menjiwai seluruh kegiatan pendidikan kita. Penerapan fungsi umum pendidikan nasional tersebut dalam masyarakat majemuk Indonesia yang majemuk itulah yang disebut fungsi khas pendidikan nasional, fungsi tersebut terdiri dari dimensi teknis dan dimensi pembangunan yang diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989. Diperlukan pendekatan pada sentralisasi dan desentralisasi, otonomi daerah pendidikan terpadu dan pembangunan daerah, serta transformasi masyarakat yang terakselerasi untuk menjamin perwujudan sifat-sifat khas dari sistem pendidikan nasional.
Pada setiap kesempatan, untuk kesekian kalinya tulisan Prof. Tilaar juga memberikan tempat untuk hal-hal positif pada konteks Indonesia yang dapat mendukung terciptanya pendidikan nasional yang lebih baik. Karakteristik penulis sebagai pakar pendidikan yang selalu kritis akan hal hal pendidikan, menjadikan isi buku dapat dijadikan pegangan dalam bagaimana kita menata pendidikan baik secara lingkup sempit maupun luas. Karena itulah, keahliannya dalam bidang pendidikan telah mendapat pengakuan dunia internasional. Penulis lebih dari 200 artikel itu, mendapatkan Ceritificate of Ceremony, World Record for Achievement in Pedagogy pada tahun 2007. Biografinya tercantum dalam Who’s Who in American Education 2006-2007.
Sebagai pelengkap jika buku ini menarik dan layak dibaca, sebuah kutipan dari Prof. Dr. M. Makagiansar, M. A , seorang pakar internasional dalam bidang pendidikan dan kebudayaan adalah, “Prof. Tilaar telah berhasil menyajikan suatu karya yang saya yakin merupakan sumbangan penting sekali dalam menggetarkan jiwa intelektual dan antusiasme profesi pendidik yang berbakti kepada nusa dan bangsa”. Sebagai penutup, “membaca dan memiliki buku ini adalah menggugah persepsi dan pemikiran pendidikan kita, merenungkannya adalah suatu kebahagiaan”.
OLEH:
Tuti alfiani/1445096092
Mahasiswa Manajemen Pendidikan 2009
FIP, Universitas Negeri Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar